Prediksi pasar untuk komoditas logam mulia, khususnya emas dan perak, menjelang tahun 2026 menunjukkan prospek yang optimis. Menurut sejumlah analis terkemuka, harga emas diperkirakan akan berada dalam kisaran USD 4.500 hingga 5.000 per ons, dengan berbagai institusi keuangan memberikan proyeksi yang cukup konsisten. Goldman Sachs menargetkan harga emas mencapai USD 4.900 pada akhir 2026, sementara Morgan Stanley memperkirakan harga ini akan menyentuh USD 4.500 pada pertengahan tahun. Di sisi lain, JP Morgan memprediksi harga rata-rata di atas USD 4.600 untuk kuartal kedua dan kemungkinan melampaui USD 5.000 pada kuartal keempat, sejalan dengan ekspektasi dari konsensus BullionVault dan Metals Focus yang juga menunjukkan USD 5.000 sebagai target akhir tahun.
Kenaikan ini dipicu oleh sejumlah faktor, di antaranya pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) dan melemahnya nilai dolar AS. Penurunan dolar hampir 9% sepanjang tahun 2025 membuat banyak investor yakin bahwa tren tersebut akan berlanjut. Dalam kondisi perekonomian global yang semakin pulih dan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai akan terus meningkat. Bank sentral diperkirakan akan membeli sekitar 850 ton emas pada tahun 2025, meskipun jumlah ini sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Permintaan untuk investasi dalam bentuk batangan dan koin secara retail di pasar, terutama di India, juga menunjukkan tanda-tanda positif, meskipun permintaan perhiasan mengalami penurunan.

Sementara itu, proyeksi harga perak menunjukkan variasi yang lebih besar. Beberapa analis, termasuk Deutsche Bank dan BMO, memperkirakan harga perak akan rata-rata sekitar USD 55 hingga 56 per ons di tahun 2026. Namun, dalam skenario yang lebih optimis, Citigroup dan WisdomTree mengindikasikan bahwa harga perak bisa melonjak hingga USD 70 hingga 75 per ons pada akhir tahun. Meningkatnya permintaan perak di sektor industri dan kepemilikan produk investasi seperti ETF dapat memicu kenaikan ini.
Faktor-faktor yang mendukung termasuk ketatnya pasokan dan kekhawatiran mengenai kapasitas industri untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Ketika harga perak mendekati rekor tertinggi, ada harapan yang tinggi di kalangan trader dan investor bahwa harga akan tetap menguntungkan di tahun-tahun mendatang.

Secara keseluruhan, baik untuk emas maupun perak, 2026 dapat menjadi tahun yang signifikan bagi para trader. Dengan potensi harga yang terus meningkat, trader muda di Indonesia (usia 18-40 tahun) harus siap mengantisipasi fluktuasi yang dapat mempengaruhi strategi investasi mereka. Melihat dinamika pasar saat ini, penting bagi mereka untuk mengikuti berita dan analisis terbaru untuk membuat keputusan yang tepat di pasar yang sangat dinamis ini.
Singkatnya, prospek harga emas dan perak di tahun 2026 sangat cerah, dengan beberapa institusi memperkirakan level harga yang cukup ambisius. Bagi para trader yang mencari peluang di pasar logam mulia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk bersiap dan merancang strategi investasi yang sesuai.