Forex: Pasar Keuangan Terbesar di Dunia Apa Itu Forex? Forex (Foreign Exchange) adalah pasar keuangan global di mana mata uang diperjualbelikan. Jika Anda pernah menukar uang di konter valuta asing saat bepergian ke luar negeri, Anda sebenarnya...
Mari kita pelajari cara kerja broker forex melalui sebuah cerita…
Suatu Hari Bersama Abdel dan Temon
Suatu hari, dua sahabat, Abdel dan Temon, sedang bersantai.
Mereka duduk di sofa menonton sinetron Tukang Bubur naik Haji. Tapi setelah beberapa jam, perhatian mereka mulai teralihkan. Bahkan Abdel mulai terlihat bosan karena karakter favoritnya tidak kunjung naik haji.
Tiba-tiba, Temon bangkit dengan semangat dan berkata:
Temon: “Del! Gue ada ide seru nih!”
Adbel: “Wah, gue suka yang seru. Ayo, apaan?”
Temon: “Kita main tebak-tebakan harga, yuk! Kita nebak harga sesuatu bakal naik apa turun.”
Abdel: “Tebak-tebakan? Lo emang selalu ada-ada aja.”
Temon: “Sekarang coba tebak nilai tukar GBP/USD. Misalnya sekarang kursnya 1.4000. Menurut loe, bakal naik apa turun?”
Abdel tidak mudah percaya. Ia membuka HP-nya dan mengecek nilai tukar GBP/USD di Google. Ternyata benar, 1.4000.
Abdel: “Menurut gue bakal naik.”
Temon: “Oke, kita taruhan!”
Abdel: “Gimana tuh caranya?”
Temon: “Kalau GBP/USD naik, gue bayar selisihnya ke loe. Tapi kalau turun, loe yang bayar gue. Pake uang tunai. Dan loe bisa tutup taruhan kapan aja.”
Abdel: “Deal!”
Abdel sekarang beli 1 unit GBP/USD di harga 1.4000.
Setiap 1 pip (0.0001) setara $0.0001.
Satu jam kemudian…
Temon: “Del, GBP/USD udah naik ke 1.4100. Naik 100 pips tuh.”
Abdel memeriksa ponselnya, dan benar saja — GBP/USD memang telah naik ke 1.4100.
Abdel: "Oke, gue close aja. Ambil cuan.”
Pada awal taruhan, GBP/USD berada di angka $1.4000. Dan pada saat taruhan ditutup, GBP/USD telah naik ke $1.4100. Artinya, terdapat selisih sebesar $0.01 atau satu sen.
Temon: “Yah, feeling gue salah. Nih receh buat loe.”
Temon melemparkan satu keping uang logam kepada Abdel.
Abdel menerimanya dengan senang hati, lalu sambil menyimpan pikiran serakah, ia berkata:
Abdel: “Cuma dapet untung $0.01 doang. Untung sekecil ini sih mungkin cukup buat loe, tapi nggak buat gue. Kalau tadi gue pasang lebih gede, gue bisa dapet cuan lebih banyak dan cepat kaya”
Temon: “Oke deh. Yuk kita ulang taruhan tadi. Tapi kali ini, bukannya 1 unit GBP/USD… kita pasang 10.000 unit!”
Abde: “Tapi gue nggak bawa duit sebanyak itu. Gue punya $20. Nggak termasuk receh satu sen yang baru aja gue menang dari lo.”
Temon: “Gampang, Del. Anggap aja gue yang minjemin semuanya ke lo. Jadi, setiap pergerakan 1 pip, lo bakal dapet $1. Artinya, kalau GBP/USD naik 100 pips lagi, bukannya cuma dapet $0.01, lo bisa cuan $100!”
Temon: “Gue nggak percaya sama loe, jadi gue pake aja tuh $20 lo sebagai jaminan buat nutupin risiko awal kalau harga malah turun.”
Temon: “Anggap aja itu kayak uang deposit. Kalau lo menang, ya gue balikin.”
Temon: “Tapi kalo GBP/USD mulai turun dan lo malah kabur, kan gue yang rugi. Jadi mending $20 itu gue pegang dulu. Kalau lo kabur tanpa bayar, ya duit itu jadi milik gue.”
Temon: “Terus, kalau harga turun lebih dari 20 pips, lo udah nggak punya dana buat nutupin kerugiannya. Jadi gue bakal langsung nutup taruhan dan ambil $20 lo.”
Temon: “Selama harga nggak turun lebih dari 20 pips, yang sesuai sama nilai jaminan lo, taruhannya masih jalan sampai lo sendiri yang bilang close.”
Abdel: “Oke deh, kedengarannya adil. Tapi lo yakin bisa bayar kali ini kalau gue menang lagi?”
Temon: “Yaiyalah! Gue bisa dipercaya, Del.”
Abdel: “Ya udah deh.”
Temon: “Mantap! Yuk, kita mulai!”
Abdel memeriksa ponselnya dan memastikan bahwa nilai tukar GBP/USD saat ini berada di angka 1.4100.
Abdel: “Gue pasang taruhan harga bakal naik dari 1.4100, itu harga sekarang. Nih, gue kasih $20 buat buka taruhannya.”
Temon tiba-tiba merasa bahwa GBP/USD akan terus naik, sehingga ia mencoba mengulur waktu dengan pura-pura tidak mendengar pernyataan Abdel.
Abdel: “Halo? Lo denger nggak sih? Gue kasih $20 buat buka taruhan.”
Temon: “Eh? Jadi lo beneran mau buka taruhan? Tapi harga GBP/USD-nya udah berubah. Sekarang di 1.4150. Masih mau lanjut?”
Abdel: “Lah, apaan tuh. Tadi lo bilang 1.4100, sekarang tiba-tiba berubah?”
Temon: “Itu harga gue yang baru. Jadi gimana? Mau ikut nggak? Cepetan deh, sebelum gue ubah lagi.”
Abdel: “Oke deh, gue ikut. Gue taruhan harga bakal naik dari 1.4150.”
Abdel kini membuka posisi beli sebanyak 10.000 unit GBP/USD pada harga 1.4150. Setiap pergerakan 1 pip setara dengan $1.
Beberapa jam kemudian, Temon mengumumkan bahwa GBP/USD kini diperdagangkan pada harga 1.4350.
Dengan demikian, GBP/USD telah naik sebesar 200 pips.
Abdel: “Gue mau tutup taruhannya sekarang.”
Pada awal taruhan, GBP/USD berada di harga $1.4150. Dan pada saat taruhan ditutup, nilainya telah naik menjadi $1.4350. Dengan demikian, terdapat selisih sebesar $0.02 atau 200 pips.
Karena ukuran taruhan adalah 10.000 unit, maka pembayaran dari Temon kepada Abdel adalah sebesar $200 ($0.02 × 10.000).
Temon: “Yah, lo menang lagi nih! Naik 200 pips, berarti lo dapet $200.”
Dengan posisi imajiner sebesar 10.000 unit yang dibuat oleh Temon, Abdel berhasil memperoleh keuntungan sebesar $200.
Temon membayar $200 tersebut dari dana pribadinya, sekaligus mengembalikan $20 awal yang sebelumnya digunakan sebagai jaminan (margin).
Dengan modal hanya $20, Abdel berhasil meraih keuntungan sebesar $200 — atau 10 kali lipat dari nilai awal.
Abdel: “Ayo main lagi! Kayaknya GBP/USD bakal lanjut naik nih…”
Dua puluh menit kemudian…
Abdel: “Ayo kita main lagi. Gue rasa GBP/USD masih bakal naik. Tapi kali ini gue mau naikin ukuran taruhan jadi 100.000 unit.”
Temon: “Wah, ada paus nih! Mau trading gede ya? Lo yakin nggak?”
Temon: “Oke deh, gue naikin ‘pinjaman imajiner’ gue ke lo.”
Temon: “Harga GBP/USD dari gue sekarang 1.4300. Tapi karena ukuran taruhan lo lebih gede, gue butuh $200 dari lo sebagai jaminan.”
Abdel menyerahkan $200 hasil kemenangannya kepada Temon.
Abdel kini membuka posisi beli sebesar 100.000 unit GBP/USD pada harga 1.4300. Dengan ukuran posisi tersebut, setiap pergerakan 1 pip kini setara dengan $10.
Beberapa menit kemudian, GBP/USD turun ke 1.4295, atau mengalami penurunan sebesar 5 pips.
Temon: “GBP/USD sekarang turun 5 pips. Artinya lo lagi rugi sementara $50 nih (5 pips × $10).”
Temon: “Kalau lo mau, gue bisa tutup taruhannya sekarang, ambil $50 dari jaminan lo, terus balikin sisanya $150.”
Abdel: “Nggak mau! Jangan ngeganggu! Gue masih yakin GBP/USD bakal naik. Taruhannya tetap jalan!”
Temon: “Yaaa… oke deh.”
Lima menit kemudian, GBP/USD anjlok secara signifikan.
Temon: “Harga GBP/USD langsung turun ke 1.4275. Lo sekarang minus 25 pips, itu artinya lo rugi sementara $250. Karena jaminan lo cuma $200 dan nggak cukup nutup kerugian, gue udah tutup taruhannya. Dan sekarang $200 itu jadi milik gue. Makasih ya!”
Dalam cerita sederhana ini, sebenarnya terdapat banyak hal penting yang dapat dianalisis.
Sebagai contoh, perhatikan bagaimana:
Temon secara imajinatif menciptakan sebuah "permainan tebak-tebakan" di mana seseorang dapat bertaruh terhadap arah pergerakan harga suatu instrumen dan memperoleh keuntungan jika prediksinya tepat.
Temon bebas menentukan harga sesuai kehendaknya.
Temon dapat mengubah harga kapan pun, bahkan saat Abdel sudah bersiap membuka taruhan.
Temon juga bisa menentukan ukuran taruhan sesuka hati, tanpa mempertimbangkan apakah Abdel memiliki cukup dana atau tidak.
Temon selalu menjadi pihak lawan dalam setiap taruhan—dan tidak ada pihak ketiga lainnya yang terlibat.
Cerita ini memberikan banyak petunjuk tentang bagaimana mekanisme trading dengan broker forex ritel sebenarnya bekerja.
Jika belum jelas, tokoh Abdel dalam cerita ini mewakili Anda, sang trader, sedangkan Temon mewakili broker forex.
Perhatikan bahwa baik Temon maupun Abdel tidak benar-benar memiliki pound sterling. Tidak ada mata uang fisik yang diperdagangkan. Mereka hanya melakukan taruhan dalam denominasi dolar atas pergerakan harga GBP/USD.
Dalam trading forex ritel, Anda tidak benar-benar memiliki mata uang tersebut.
Yang sebenarnya terjadi adalah Anda melakukan taruhan terhadap arah pergerakan harga pasangan mata uang, bersama broker forex Anda.
Keuntungan atau kerugiannya ditentukan oleh selisih harga saat posisi dibuka dan saat posisi ditutup.
Entah Anda atau broker—salah satu pihak—harus membayar selisih tersebut, tergantung siapa yang salah dalam prediksi.
Risiko utama yang perlu diperhatikan di sini adalah jika broker forex Anda gagal membayar karena tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya saat Anda menang.
Mari kita lanjutkan cerita ini dan lihat bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Abdel: “Yuk, kita main tebak-tebakan harga lagi. Feeling gue hari ini GBP/USD bakal naik. Gue mau pasang 100.000 unit.”
Temon: “Oke, harga GBP/USD dari gue sekarang 1.4300. Gue butuh $200 lagi dari lo buat jaminannya.”
Abdel menyerahkan $200 kepada Temon.
Jika Anda memperhatikannya, Temon secara imajinatif menciptakan posisi sebesar 100.000 unit dan hanya meminta $200 sebagai margin. Ini merupakan contoh dari trading dengan leverage.
Satu jam kemudian, Abdel bertanya:
Temon: “GBP/USD sekarang udah di 1.4600.”
Abdel: “Horeee! Naik 300 pips! $10 per pip, berarti gue dapet $3.000 cuan!
Temon: “Ehh… selamat sih, bro. Tapi kita punya masalah.”
Abdel: “Apaan?”
Temon: “Gue nggak bisa bayar. Duitnya nggak ada.”
Abdel: “Apa maksud lo nggak ada duit?! Tapi lo yang ajak taruhan!”
Temon: “Iya, gue emang taruhan. Tapi gue nggak nyangka bakal kalah. Satu-satunya duit yang gue punya cuma $200 yang lo kasih buat jaminan. Itu bisa gue balikin.”
Abdel: “APAAN?! Terus gimana sama $3.000 gue?!”
Temon menengadah dan menunjuk ke arah langit…
Abdel menengadah dan tidak melihat apa pun. Saat ia menunduk kembali, ia menyadari bahwa Temon telah menghilang!
Dalam skenario ini, "broker telah bangkrut".
Temon telah mengambil sisi berlawanan dari taruhan Abdel, namun tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya kepada Abdel.
Inilah yang disebut sebagai risiko kredit mitra (counterparty credit risk)—yaitu risiko ketika pihak lain dalam transaksi tidak mampu membayar sesuai kesepakatan.
Ketika Anda membuka posisi trading dengan broker forex, maka secara otomatis Anda dan broker tersebut menjadi dua pihak yang saling berlawanan dalam transaksi (counterparties).
Seperti halnya Temon, broker forex mengambil sisi berlawanan dari posisi Anda.
Pertanyaannya: Apakah broker Anda mampu memenuhi kewajibannya kepada Anda?
Biasanya, broker akan memastikan bahwa Anda memiliki cukup margin untuk menanggung kerugian jika mereka menang. Namun, apakah Anda sudah memastikan bahwa broker Anda juga mampu membayar jika Anda yang menang dan mereka yang kalah?
Temon bahkan menghilang tanpa mengembalikan dana margin sebesar $200 yang sebelumnya disetor oleh Abdel. Alhasil, Abdel tidak hanya kehilangan potensi profit $3.000, tapi juga kehilangan seluruh dana jaminannya.
Temon melarikan diri—atau mungkin melompat ke gedung sebelah—membawa uang Abdel dan tidak pernah terlihat lagi…
Broker forex yang legal dan bereputasi tidak akan berperilaku seperti Temon. Mereka tidak ingin bangkrut atau kabur dengan dana nasabah. Sebaliknya, mereka memiliki sistem dan strategi manajemen risiko agar tetap bisa menjalankan bisnis secara berkelanjutan.
Pada bagian berikutnya, kita akan melihat lebih dalam bagaimana proses sebenarnya saat broker forex mengeksekusi order Anda, serta bagaimana mereka mengelola risiko agar tidak mengalami kebangkrutan.
Namun, ini hanyalah satu dari sekian banyak hal yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih broker forex.
Untuk dapat mengevaluasi broker forex ritel secara bijak, Anda harus memahami bagaimana cara kerja broker forex pada umumnya.
Berbeda dengan cerita Abdel di atas, dalam kenyataannya Anda tidak akan pernah tahu secara pasti siapa yang menjadi lawan transaksi Anda. Dan meskipun tahu, bukan berarti Anda bisa langsung mempercayainya begitu saja. Bahkan Abdel bisa ditipu oleh Temon, seorang “sahabatnya sendiri”.
Broker forex adalah entitas korporasi tanpa wajah yang meminta Anda menyetorkan dana untuk membuka posisi.
Apakah mereka adalah perusahaan yang sah dan benar-benar menyediakan layanan trading forex? Atau jangan-jangan broker palsu yang hanya ingin membawa lari uang Anda?
Perhatikan bahwa dalam cerita, baik Abdel maupun Temon tidak pernah benar-benar memiliki pound sterling. Tidak ada pertukaran mata uang secara fisik. Yang terjadi hanyalah taruhan berbasis dolar terhadap fluktuasi harga GBP/USD.
Jadi, jika Anda tidak benar-benar membeli atau menjual mata uang, apa sebenarnya yang Anda perdagangkan?
Temon menciptakan “pasar” hanya berdasarkan imajinasinya—untuk bertaruh atas arah pergerakan GBP/USD. Dan hanya ada dua pihak yang terlibat: dia dan Abdel.
Setiap kali Abdel membuka posisi, Temon tidak pernah mencari pihak lain untuk mengambil sisi sebaliknya. Dia sendiri yang selalu menjadi lawan.
Selama kedua belah pihak menyetujui syaratnya, taruhan dianggap sah. Tapi, tidak ada pihak ketiga yang terlibat.
Jadi jika Anda tidak trading di pasar nyata… sebenarnya Anda trading di mana?
Perhatikan bahwa pada taruhan terakhir, harga GBP/USD bergerak tidak menguntungkan bagi Temon. Dan karena dia tidak punya dana untuk membayar, dia kabur.
Karena Temon adalah satu-satunya pihak lawan dari posisi Abdel, Abdel seharusnya memastikan lebih dulu apakah Temon benar-benar mampu membayar.
Hal yang sama berlaku saat Anda trading dengan broker forex. Jika broker selalu menjadi lawan dari posisi Anda, bagaimana mereka mengelola risiko agar tidak bangkrut?
Dan bagaimana kalau mereka gagal dan membawa kabur dana Anda?
Ingat bagaimana Temon bisa menetapkan harga sesuka hati?
Untungnya, Abdel cukup pintar untuk memeriksa harga di Google melalui ponselnya.
Tapi, bagaimana jika tidak? Setelah taruhan dimulai, Temon bisa saja terus mengubah harga demi keuntungannya sendiri. Misalnya, dia bisa saja mengklaim bahwa GBP/USD turun 500 pips (padahal tidak), dan memaksa Abdel menanggung kerugian.
Jadi, jika broker Anda bisa memberikan harga sesuka hati, bagaimana Anda tahu bahwa harga yang tampil di platform itu adil dan benar? Dari mana asal harga tersebut?
Ingat ketika Abdel ingin membuka posisi saat GBP/USD ada di 1.4100, tapi Temon menolak dan tiba-tiba mengubah harganya jadi 1.4150?
Itulah yang disebut slippage.
Slippage adalah perbedaan antara harga yang diharapkan saat order dibuat dan harga aktual saat order benar-benar dieksekusi.
Slippage bisa terjadi karena banyak faktor—dan bisa menguntungkan atau merugikan trader.
Dalam kasus Abdel, ia mengalami slippage negatif, yaitu saat harga eksekusi lebih buruk daripada yang diharapkan. Ini bisa mengurangi profit, atau bahkan memperbesar kerugian.
Artinya, meskipun harga yang dikutip akurat, itu tidak ada artinya jika order Anda tidak bisa dieksekusi pada harga tersebut.
Lalu, bagaimana Anda bisa tahu kualitas eksekusi order dari broker Anda? Apakah order Anda akan dieksekusi sesuai harga yang Anda minta?
Semua topik ini akan kita bahas lebih dalam di pelajaran berikutnya.
Selanjutnya: Cara Memilih Broker Forex
Sebelumnya: Cara Cek Legalitas Broker Forex
Diterbitkan pada
Forex: Pasar Keuangan Terbesar di Dunia Apa Itu Forex? Forex (Foreign Exchange) adalah pasar keuangan global di mana mata uang diperjualbelikan. Jika Anda pernah menukar uang di konter valuta asing saat bepergian ke luar negeri, Anda sebenarnya...
Memahami cara membaca kalender ekonomi sangat penting bagi trader forex. Perhatikan informasi utama seperti jadwal rilis data, mata uang yang terdampak, tingkat pengaruh, angka sebelumnya, perkiraan, dan hasil aktual. Bandingkan ekspektasi dengan dat...
Trading forex menawarkan peluang menarik bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan dari pasar valuta asing. Namun, kesuksesan dalam forex memerlukan pengetahuan, strategi, dan disiplin. Panduan ini akan membantu Anda memahami lima langkah pentin...
Ini adalah daftar materi lengkap yang akan membantumu memahami dasar-dasar trading forex secara bertahap, cocok untuk pemula yang ingin belajar dari nol.
Forex adalah pasar keuangan global yang memungkinkan seseorang untuk memperdagangkan mata uang. Sederhananya, jika Anda memperkirakan bahwa...
Legalitas
Perdagangan Berjangka Komoditi BAPPEBTI:
No 86/BAPPEBTI/SP - PN/12/2014
Bursa Berjangka JFX:
SPAB-070/BBJ/05/04
Kliring Berjangka Indonesia:
26/AK-KBI/PB/111/2015
Sistem Perdagangan Alternatif:
1164/BAPPEBTI/SP/5/2007
Pialang Berjangka Penerimaan Nasabah Elektronik On-Line BAPPEBTI:
No 30/BAPPEBTI/KEP-PBK/10/2014
PT Esandar Arthamas Berjangka
Copyright © EsaFX
8120106860676
AGUNG PODOMORO LAND (APL) TOWER LT.36 UNIT T 7, JL. LETJEN S. PARMAN KAV.28, Desa/Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kec. Grogol Petamburan, Kota Adm. Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Jakarta 11470, Indonesia.
Disclaimers
Informasi di situs web ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran keuangan atau investasi profesional. Kami tidak membuat pernyataan atau jaminan, baik secara tersurat maupun tersirat, mengenai keakuratan, keandalan, kelengkapan, kesesuaian, atau ketersediaan informasi yang terdapat di situs web ini atau situs terkait lainnya. Setiap kepercayaan yang Anda berikan pada informasi tersebut sepenuhnya menjadi risiko Anda sendiri. Kami tidak akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun yang timbul dari penggunaan atau kepercayaan Anda terhadap informasi apa pun di situs web ini atau situs terkait Wilayah terbatas.
Informasi situs web PT EAB tidak bertujuan untuk menargetkan penduduk British Columbia, Quebec dan Saskatchewan, Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara), Iran, Amerika Serikat, dan Hong Kong; dan tidak untuk mengirim atau menggunakan informasi kepada orang di negara atau yurisdiksi di mana publikasi atau penggunaan informasi ini melanggar hukum dan peraturan lokal. PT EAB bekerjasama dengan Pedagang Peserta Sistem Perdagangan Alternatif dari Indonesia di bawah yurisdiksi BAPPEPTI.
Peringatan Investasi Berisiko Tinggi
Perdagangan Berjangka dan Sistem Perdagangan Alternatif adalah produk keuangan kompleks, dan penggunaannya dengan atribut perdagangan dengan leverage cenderung menyebabkan kerugian modal yang cepat, dan Anda mungkin diharuskan untuk menambah margin. Mohon pahami prinsip-produk dari Perdagangan Berjangka dan Sistem Perdagangan Alternatif dan pertimbangkan apakah Anda dapat menahan risiko ini sebelum memasuki pasar. Harga dan kinerja masa lalu dari semua instrumen derivatif keuangan tidak menjamin atau mewakili tren masa depan. Produk keuangan seperti itu tidak cocok untuk semua investor. Pastikan untuk sepenuhnya memahami semua risiko potensial sebelum memasuki pasar dan mencari saran independen ketika diperlukan.